POLRI SEMAKIN HEBAT
2 Bulan TARGET SETELAH PIDATO SBY - Negara aman 'DOLLAR AKAN semakin TURUN Broo"
Kronologi Penyergapan Kelompok Noordin
Tanpa diketahui warga sekitar apa motifnya, tiba-tiba saja tim Densus 88 Polri menggerebek sebuah rumah yang dihuni kelompok teroris jaringan Noordin M Top, di Kampung Kepoh Sari, Kelurahan Mojosongo, Kecamatan Jebres, Kota Surakarta. Penyergapan dimulai sekitar pukl 23.00 WIB, Rabu (16/9) malam hingga Kamis (17/9) pagi.
Penyergapan yang dilakukan Densus 88 dibantu Polda Jateng itu berlangsung sekitar tujuh jam dan berakhir Kamis pagi sekitar pukul 06:00 WIB.
Sebelum penggrebegan, Densus 88 terlebih dulu mengevakuasi warga yang tinggal di sekitar rumah sasaran sekitar pukul 22.30 WIB. Evakuasi kepada enam kelompok keluarga (KK) itu berlangsung setengah jam sebelum penyergapan. Kepada mereka, hanya diberitahu akan ada operasi kepolisian engan menggunakan senjata. Warga tidak diberitahu kalau rumah yang akan digrebek merupakan tempat persembunyian kelompok Noordin.
Tembak menembak mulai terdengar sekitar pukul 23.00 WIB dan memecah keheningan kampung yang terbiasa sepi karena jauh dari keramaian Kota Solo. Baku tembak terjadi setelah listrik padam di sekitar Kampung Kepoh Sari. Warga yang mendengar tidak berani keluar, apalagi suasana gelap.
Baku tembak sempat terhenti saat pergantian hari sekitar pukul 00.00 WIB. Aparat Kepolisian sekitar pukul 00:10 WIB mulai memblokir akses jalan menuju TKP. Saat iitu listrik mulaia menyala kembali, dan warga mulai keluar rumah berdatangan ke lokasi. Namun polisi mencegahnya dan warga hanya bisa melihat dari jarak sekitar 300 meter.
Pukul 00:15 baku tembak berhenti beberapa saat. Satu unit mobil truk Ford Ranger milik polisi masuk lokasi dan terdengar kembali suara tembakan.
Rumah milik Totok warga RT 3 RW 11 Kampung Kepoh Sari, Mojosongo itu dikontrak Susilo. Menurut Polisi, Susilo adalah warga Kagokan, RT 2 RW 11, Pajang, Laweyan. Dia berada di dalam rumah bersama teman lainnya.
Sekitar pukul 02:30 WIB, sebuah mobil ambulans milik Kepolisian Kota Besar Surakarta, mobil jenazah Kepolisian Daerah (Polda) Jateng dan sebuah mobil unit olah tempat kejadian perkara (TKP) bergerak ke lokasi.
Dua kali ledakan terdengar dari rumah yang digerebek polisi. Ledakan pertama terdengar sekitar pukul 05:15 WIB dan ledakan kedua sekitar pukul 05:35 WIB. Tidak diketahui ledakan itu berasal dari polisi atau dari penghuni rumah.
Hingga Kamis pagi juga masih terus terdengar suara rentetan senjata api di lokasi rumah yang digrebek. Namun pada sekitar pukul 06.00 WIB, suara tembakan senjata api sudah tak terdengar lagi dan sejumlah ambulans keluar-masuk.
Empat mayat di lokasi adalah Susilo alias Adib, Bagus Budi Pranoto alias Urwah, Aji (perakit bom) dan Noordin M Top. Sedangkan Munawaroh, seorang perempuan yang diduga istri Susilo luka terkena tembakan. Dua tersangka teroris lain berhasil ditangkap.
Polisi menemukan 200 kg bahan amunisi dan sejumlah bom yang siap ledak di dalam rumah Noordin. Beberapa senjata api dan laptop yang diduga milik kawanan Noordin juga berhasil diamankan. Tewasnya Noordin diduga akibat ledakan dari sepeda motor yang terbakar akibat tembakan aparat.
Sedangkan rumah persembunyian kelompok Noordin itu mengalami kerusakan berat akibat tembak menembak itu dan telah ditutupi seng oleh aparat. Empat jenazah diotopsi kemudian dibawa ke Bandara Adi Sumarmo Solo dan diterbangkan ke Jakarta.
NOORDIN DIBANTU JUGA OLEH PENGIKUTNYA DI SOLO :::
Salah satu teroris yang tewas di Solo, Jawa Tengah diduga adalah Noordin M. Top. Teroris yang berada di Solo berjumlah tujuh orang. Empat orang di antaranya tewas dan tiga lainnya ditangkap hidup-hidup.
Namun hingga kini, Polri belum memberikan keterangan resmi. Kemungkinan besar, jenazah yang diduga kuat Noordin akan dites DNA di RS Polri dokter Soekanto.
Seperti diketahui, pengepungan yang berlangsung sejak Rabu, 16 September 2009 pukul 23.00 WIB itu berakhir sekitar pukul 05.30 WIB. Empat orang di dalam rumah diduga tewas dalam pengepungan, termasuk seorang wanita.
Wanita itu diduga adalah Putri Munawaroh, istri Susilo, pengontrak rumah yang digerebek Polri. Suaminya, Susilo alias Adib, juga diduga tewas. Susilo bekerja di sebuah pondok pesantren sebagai pengurus ternak sapi di Pondok Pesantren Al Kahfi Mojosongo.
Bagus Budi Pranoto alias Urwah juga dikabarkan tewas dalam penggerebekan itu. Buron tersebut diduga berperan menyembunyikan Noordin M Top di Temanggung.
Bagus Budi Pranoto alias Urwah. Pernah divonis 3 tahun 6 bulan pada 2004, karena menyembunyikan Dr Azahari dan Noordin M Top. Satu orang lainnya yang diduga tewas adalah Maruto, pria yang diduga pernah menjadi dokter pribadi Noordin M Top.
Seorang lainnya bernama Bejo ditangkap Rabu kemarin di Pasar Gading, Solo. Sementara identitas dua pria lainnya belum diketahui.
by tvONE